Kamis, 21 April 2016

PENGAMATAN SISTEM PENDIDIKAN INDONESIA

Sistem pendidikan di Indonesia saat ini terbilang kurang baik dari negara-negara lain. Apalagi setelahkemunculan kurikulum 2013 dimana untuk jenjang SMA, UN dilaksanakan ketika kelas 2 dan 3 SMA. Serta, sistem pendidikan di Indonesia (SD-SMA/K) dirasa sangat menekan siswa. Siswa terlalu lama berada di dalam ruangan tertutup (sekolah). Rata-rata saat ini siswa pulang sekolah pada sore hari (7jam di sekolah), Belum lagi banyak tugas yang harus dikerjakan.

Jika dibandingkan dengan Finlandia, tempat yang memiliki sistem pendidikan terbaik di dunia namun jam pelajaran disana juga paling sedikit di dunia. Hal itu karena  siswa diberi sedikit pelajaran di sekolah, lalu siswa akan mengembangkan ilmunya sendiri di kehidupannya. Tentunya itu dapat membuat siswa lebih mandiri. Ada baiknya jika para petinggi di bidang pendidikan membuat reformasi pendidikan yaitu membuat sistem yang tepat berdasarkan pengamatan.
Terlalu lama di sekolah juga menyita waktu bermain anak. Dan bila waktu bermain anak tersita, maka sangat merugikan untuk psikologis anak. Bukan berarti enggan dengan pendidikan, tapi ketika masa anak-anak bermain bisa menjadi pembelajaran tersendiri untuk mereka.

Berikut beberapa kelemahan dari sudut pandang sistem pendidikan di Indonesia :
1. Terlalu banyak jam pelajaran. Hal ini dapat mengurangi tingkat kemandirian dan kekritisan cara berpikir siswa.
2. Siswa menghapal dan bukan memahami pelajaran, karena sistem pendidikan di Indonesia tidak bisa membuat siswa minat pada pelajaran
3. Wadah untuk minat siswa sangat kurang.
4. Fasilitas yang didapatkan para pengajar maupun pelajar di negeri ini masih sangat kurang.
5. Membuat generasi yang terlalu patuh, karena bila ada generasi yang terlalu patuh maka mereka tidak berani protes ketika ada kesalahan dan bila itu terjadi maka tidak akan ada perubahan. Dan akhirnya besar kemungkinan mencetak generasi yang menghindari konflik.

UN???? UN senenarnya memiliki maksud baik, namun kini UN malah terkesan mengerikan dan lebih banyak hal negatifnya dan kurang berdampak positif? Kenapa? :
1. Banyak orang bilang “Jangan membuat UN adalah segalanya”. Tapi nyatanya UN adalah segalanya. UN untuk mengukur keberhasilan siswa, menentukan siswa ke jenjang berikutnya, keberhasilan sekolah, keberhasilan guru, dsb.
2. UN kurang efektif ,karena tidak diikuti dengan pemerataan pendidikan di pedesaan dan pelosok nusantara, terutama di Indonesia bagian timur. Karena tidak semua tekhnologi dimengerti atau berkembang didaerah pelosok. Contohnya UN dengan sistem Online. Tidak semua bisa mengikuti UN dengan cara Online terutama didaerah pedesaan yang minim bahkan tidak terjangkau akan jaringan Internet.
 
 
Sumber:

Pendapat saya :
Tingkat kecerdasan suatu bangsa dapat dilihat dari sistem pendidikan, politik,ekonomi,dsb. Tapi untuk melahirkan generasi penerus yang berkualitas diperlukan juga campur tangan dari pemerintah untuk mengamati beberapa aspek dalam menetapkan kurikulum  atau sistem belajar. Dari segi fasilitas pengajar dan pengajar sangatlah penting karena tanpa fasilitas dan bantuan dari pemerintah setempat pengetahuan akan perkembangan tekhnologi yang telah berkembang pesat di era ini khususnya akan terhambat, maka dari itu untuk penyelenggaraan sistem kelulusan sekolah dengan mengutamakan UN kurang efektif, karena disama ratakan seluruh Indonesia dengan tingkatan fasilitas yang berbeda-beda. Dan pemerintah seharusnya lebih bisa menangani masalah pendidikan karena dapat meneladani dari negara-negara maju sehingga dapat meningkatkan sistem pendidikan yang ada di Indonesia.


 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar